17an

17 Agustus Tahun 2012

5 tahun lalu adalah sebuah tahun perjuangan buat saya.
Tahun dimana saya meninggalkan sekolah, meninggalkan bermain bersama teman-teman, merelakan waktu bersama dengan keluarga, merelakan semuanya.
Tahun dimana saya capek-capek latihan, dimarahin, dijemur di tengah matahari sampai keling, hanya untuk menaikan dan menurunkan bendera merah putih.

Mungkin sebagian kalian berpikir, ngapain sih jadi paskibra? Dimarahin doang, terus jadi item pula kulitnya.

Tidak sesederhana itu :)

***

"Masuk paskibra memang susah sekali,
Setiap hari selalu dicaci maki,
Diberi makan roti, segelas air putih,
Serta sebungkus nasi,"

"Mau marah, ku tak bisa,
Diam saja, ku tersiksa,"

***




Itu adalah kutipan dari salah satu lagu-lagu paskibra. Lucu sih, paskibra suka bikin lagu gitu, nadanya lucu dan liriknya bermakna. Itu yang bikin kangen. Tapi makna dari lirik lagu di atas memang benar adanya. Kalo lagi baris, ngelirik dikit aja bisa dimarahin. Gerak-gerak dikit juga disuruh push up. Dimarah-marahin di tengah terik matahari, siapa yang mau sih? Saya juga sempet bingung, kenapa mau masuk paskibra.

Tahun 2010, ketika saya masih SMP, sempat tertarik untuk ikut eskul paskibra. Kalo aja di SMP ada eskul paskib, gue ikut deh, begitulah pikir saya waktu itu. Begitu masuk SMA, melihat teman-teman latihan paskib di tengah siang bolong, dibarisin, panas-panasan, rasanya saya jadi mikir dua kali mau masuk paskib.

Sampai pada saat ketika seorang senior minta tolong saya buat melengkapi pasukan untuk ikut lomba. Saya ga jago nolak, jadi saya terima aja. Agak nyesel juga sih waktu itu.

Kemudian saya liat, temen-temen di eskul paskib ternyata baik-baik dan seru-seru. Seniornya juga baik. Jadi saya memutuskan untuk beneran join eskul paskib.

Singkat cerita, saya terpilih menjadi Calon Paskibraka Provinsi Banten pada tahun 2012.

ya gitu,

Serang kan panas banget ya, terus waktu itu masih dalam bulan puasa. Ya bisa bayangin sendiri lah.



Kok mau???


Sesungguhnya terdapat sebuah kebanggaan tersendiri di balik itu semua. Ya kayak semacam atlet yang bisa mewakili provinsinya di lomba tingkat nasional. Atau mewakili kota/kabupatennya di tingkat provinsi. Bangga kan? Orang tua juga bangga pada anak-anaknya yang menjadi paskibraka. Selama asrama, pasti aja orang tua kangen, mikirin anaknya di asrama lagi ngapain, makan apa, dan lain-lain.

Selama asrama juga diajarin gimana merubah sikap dan sifat serta kebiasaan menjadi lebih baik. Mulai dari makan yang harus dihabisin dan ga boleh sisa. Kemudian dari sikap kita yang harus menyapa semua yang lewat di depan kita. Kemudian harus menata kamar menjadi rapih, wangi, bersih, karena kalo ngga ya pasti kena marah senior. Harus duduknya tegak, berbicara sopan sama semua orang. Dituntut untuk tanggap dalam segala hal. Dituntut untuk bonding dengan sesama di satu angkatan, kalau lo salah ya gue juga salah. Ya pokoknya gitu deh.

Setelah berhasil mengibarkan dan menurunkan bendera duplikat pusaka, maka kemudian masuklah saya ke dalam masa bakti selama setahun penuh, dimana saya wajib untuk ambil andil dalam acara kenegaraan (upacara peringatan contohnya) dan beberapa acara organisasi Purna Paskibraka Indonesia (PPI). Mau ga mau, suka ga suka, harus ikut. Dimulai jadi kacung kampret yang kerjanya disuruh-suruh senior, tapi di balik itu ada ilmu yang diberikan ke saya. Suka dan duka yang banyak banget menjadi bahan evaluasi pribadi saya. Ketika saya mengahadapi suatu acara nanti, saya harus begini, saya ga boleh begitu. Ketika menghadapi seseorang nanti, saya harus begini, saya ga boleh begitu.


ya intinya, kalo kalian masuk paskibra, pasti pribadi kalian berubah. ya minimal 50% berubah lah.


5 tahun kemudian, di tahun 2017.
Pertama kalinya saya upacara di "rumah sendiri", maksudnya di kota asal saya. Saya jadi panitia asrama. Saya diangkat menjadi Ibu Asrama Desa Bahagia aka asrama paskib. Di situ saya melihat jerih payah tenaga latihan angkatan 2017, melihat kebahagiaan dan cerita-cerita lucu mereka di asrama. Saya melihat salah satu anak saya menjadi pembawa baki, yang mana itu adalah posisi yang saya impikan 5 tahun lalu (tapi ga kesampaian heeee). Bahagia merekah di wajah saya, melihat perjuangan pembawa baki di kala latihan. Bahagia merekah di wajah saya mendengar suara danton yang lantang membawa pasukan. Semua kenangan 5 tahun silam terasa muncul kembali. 





Karena setiap purna pasti merindukan paskibra.


Komentar